awalnya sih iseng liat standup comedy di youtube ( hiks nasip ngga punya tipi ) , tapi kok kayanya kriuk-kriuk gitu, agak kurang nendang ( emang mau latian silat)....huft andthen saya pun iseng searching Pepeng ..yup Pepeng yang dulunya terkenal dengan jari-jari nya ituloh..well as i knew comedy nya dia lebih smart, trus jadi kebuka pas acara launching bukunya "that's All" dan kita sedang ngga ngebahas bukunya doi ato acara launching buku itu...but.....backsong di pidio itu yang membuat telinga ini berdesir-desir ngga jelas...rupanya judul lagunya "i'm in the mood for love"
Nggga ngert juga lagu ini siapa yang nyanyi pertama kali....tapi kok asik ya lagunya coba deh denger yang swing version nya ella fitzgerald
ini liriknya klo penasaran
I'm in the mood for love simply because you're near me
Funny but when you're near me, I'm in the mood for love.
Heaven is in your eyes, bright as the stars we're under,
Oh, is it any wonder, I'm in the mood for love.
Why stop to think of whether this little dream might fade,
We´ve put our hearts together - now we are one, I'm not afraid.
If there's a cloud above, if it should rain, we'll let it.
But for tonight forget it, I'm in the mood for love.
Funny but when you're near me, I'm in the mood for love.
Heaven is in your eyes, bright as the stars we're under,
Oh, is it any wonder, I'm in the mood for love.
Why stop to think of whether this little dream might fade,
We´ve put our hearts together - now we are one, I'm not afraid.
If there's a cloud above, if it should rain, we'll let it.
But for tonight forget it, I'm in the mood for love.
karena tadi udah nyinggung Pepeng dan that's all nya saya mau ngeshare puisi nya doi yang di tulis di kata pengantar buku nya ( kaliiii...soalnya belum baca bukunya hehehe )
“Dua orang mahasiswa mengikat cinta dalam perkawinan untuk menghindari berbagai hubungan yg dilarang sang Khalik.
Hari itu 30 okt 1983, si pria 29 tahun dan gadisnya 22 tahun.
Dua orang mahasiswa mengikat cinta dalam perkawinan untuk mendapat keturunan seperti yang dipertintahkan sang Khalik.
Anak pertamanya lahir, si bapak mengurus, menjaga malam hari, mengganti popok & memandikan.
Si Ibu menyusui. Mereka masih muda dan saling menyinta. Si pria 32 tahun dan kekasihnya 25 tahun.
Si pria sudah sarjana, setelah 10 tahun, setelah mempunyai anak dua. Mereka masih muda dan saling menyinta, si pria 34 tahun dan kekasihnya 27 tahun.
Si pria sudah bekerja, kekasihnya sudah sarjana, anak mereka sudah 4. Hari itu mereka memasuki rumah yang diidamkan oleh setiap keluarga. Mereka masih bugar dan saling menyinta. Si pria 42 tahun dan kekasihnya 35 tahun.
Hari ini si pria 54 tahun, ia tergeletak karena sakitnya didampingi oleh kekasihnya yang 47 tahun, tidak muda lagi menjelang ulang tahun perkawinan mereka yang ke 25.
Dalam sakitnya berkelebat semua kenangan dengan kekasihnya. Dalam sakitnya ia
menulis untuk kekasihnya:
“Dik Uta,” demikian panggilan kesayangan sang pria setelah sakit untuk kekasihnya yang bernama Utami
“Saya tidak akan pernah lupa ketika awal penyakit itu datang kamu menenangkan saya dengan kata-kata
“Kita sedang menjalani peran baru”
Subhanallah, dik Uta kata-kata itu sangat menjadi inspirasi untuk saya menjalani sakit saya. Dan, saya selalu berdoa,
“Ya Allah berilah kecerdasan untuk kami agar kami selalu melihat semua ketetapanmu melalui sudut pandang yang membahagiakan”.
Peran Baru, itu adalah salah satu sudut pandang yang cerdas dan membahagiakan
Ahh di Uta, terlalu banyak dan panjang jika saya tulis betapa rasa terima kasih atas ketegaranmu menjalani peran baru ini.
Saya tahu dik Uta sedih tapi kamu tetap tegar
Saya tahu dik Uta takut, tapi kamu tetap tegar
Saya tahu dik Uta lelah tapi kamu tetap tegar, mengurus saya, membersihkan, dan membalik badan saya setiap 1 jam di malam hari.
Saya tahu dik Uta ingin jalan-jalan untuk hilangkan jenuh tapi kamu tetap tegar mendampingi saya karena saya tidak bisa ditinggal terlalu lama sendiri.
Saya tahu dik Uta selalu mengharapkan kata-kata cinta dari saya tapi kamu tetap tegar walau kamu tak pernah mendengar kata-kata itu.
Hari ini kamu akan mendengarnya dari mulut saya
“Dik Uta, aku cinta kamu tanpa batas”
“Saya akan selalu bahagiakan kamu tanpa batas,”
“Saya akan selalu ada untuk kamu tanpa batas,”
Kelak kalau saya sudah bisa jalan, kita akan pergi kemanapun kamu mau
Yang selama ini hampir tidak pernah kita lakukan.
Dik Uta, pikirkanlah yang terbaik tentang cita-cita kita karena Allah SWT berfirman:
“Aku sebagaimana prasangka hambaKu”
Hari itu 30 okt 1983, si pria 29 tahun dan gadisnya 22 tahun.
Dua orang mahasiswa mengikat cinta dalam perkawinan untuk mendapat keturunan seperti yang dipertintahkan sang Khalik.
Anak pertamanya lahir, si bapak mengurus, menjaga malam hari, mengganti popok & memandikan.
Si Ibu menyusui. Mereka masih muda dan saling menyinta. Si pria 32 tahun dan kekasihnya 25 tahun.
Si pria sudah sarjana, setelah 10 tahun, setelah mempunyai anak dua. Mereka masih muda dan saling menyinta, si pria 34 tahun dan kekasihnya 27 tahun.
Si pria sudah bekerja, kekasihnya sudah sarjana, anak mereka sudah 4. Hari itu mereka memasuki rumah yang diidamkan oleh setiap keluarga. Mereka masih bugar dan saling menyinta. Si pria 42 tahun dan kekasihnya 35 tahun.
Hari ini si pria 54 tahun, ia tergeletak karena sakitnya didampingi oleh kekasihnya yang 47 tahun, tidak muda lagi menjelang ulang tahun perkawinan mereka yang ke 25.
Dalam sakitnya berkelebat semua kenangan dengan kekasihnya. Dalam sakitnya ia
menulis untuk kekasihnya:
“Dik Uta,” demikian panggilan kesayangan sang pria setelah sakit untuk kekasihnya yang bernama Utami
“Saya tidak akan pernah lupa ketika awal penyakit itu datang kamu menenangkan saya dengan kata-kata
“Kita sedang menjalani peran baru”
Subhanallah, dik Uta kata-kata itu sangat menjadi inspirasi untuk saya menjalani sakit saya. Dan, saya selalu berdoa,
“Ya Allah berilah kecerdasan untuk kami agar kami selalu melihat semua ketetapanmu melalui sudut pandang yang membahagiakan”.
Peran Baru, itu adalah salah satu sudut pandang yang cerdas dan membahagiakan
Ahh di Uta, terlalu banyak dan panjang jika saya tulis betapa rasa terima kasih atas ketegaranmu menjalani peran baru ini.
Saya tahu dik Uta sedih tapi kamu tetap tegar
Saya tahu dik Uta takut, tapi kamu tetap tegar
Saya tahu dik Uta lelah tapi kamu tetap tegar, mengurus saya, membersihkan, dan membalik badan saya setiap 1 jam di malam hari.
Saya tahu dik Uta ingin jalan-jalan untuk hilangkan jenuh tapi kamu tetap tegar mendampingi saya karena saya tidak bisa ditinggal terlalu lama sendiri.
Saya tahu dik Uta selalu mengharapkan kata-kata cinta dari saya tapi kamu tetap tegar walau kamu tak pernah mendengar kata-kata itu.
Hari ini kamu akan mendengarnya dari mulut saya
“Dik Uta, aku cinta kamu tanpa batas”
“Saya akan selalu bahagiakan kamu tanpa batas,”
“Saya akan selalu ada untuk kamu tanpa batas,”
Kelak kalau saya sudah bisa jalan, kita akan pergi kemanapun kamu mau
Yang selama ini hampir tidak pernah kita lakukan.
Dik Uta, pikirkanlah yang terbaik tentang cita-cita kita karena Allah SWT berfirman:
“Aku sebagaimana prasangka hambaKu”
Lengkapnya langsung kemari aje yeee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar